MEMBUKTIKAN TEOREMA PYTHAGORAS:
TIDAK (HARUS) MENGGUNTING DAN MENEMPEL
Kutipan Karya:
Juara II LKG Tk Nasional 2009 (Kel Sains):
PENDEKATAN I-TESA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA
SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN SIKAP POSITIF
DAN HASIL BELAJAR TEOREMA PYTHAGORAS
Materi pembelajaran Teorema Pythagoras merupakan materi pembelajaran kelas VIII SMP semester II yang berkaitan dengan konsep geometri. Pola pengajaran Pythagoras yang sering dilakukan guru selama ini adalah siswa hanya diberikan rumus untuk dihapal bahwa “jumlah luas persegi pada sisi siku-siku = luas persegi pada sisi miring” atau “jumlah kuadrat sisi siku-siku = kuadrat sisi miring”, dengan sering menuliskan a2 + b2 = c2.
Rumus tersebut seringkali membingungkan siswa karena ketika nama sisi-sisnya diubah siswa mengalami kesulitan untuk menyatakan hubungan sisi-sisinya. Atau jika gambar segitiga siku-sikunya posisinya diubah siswa sering menganggap bahwa sisi miring adalah sisi siku-sikunya.
Hal ini sebagai akibat dari pembelajaran selama ini cenderung disampaikan kepada siswa dengan cara praktis tanpa inovasi sehingga siswa tidak memahaminya secara total. Siswa hanya menghapal rumus tapi tidak paham penggunaan rumus tersebut.
Hal ini tidak terlepas pada orientasi pendidikan kita selama ini yang lebih mengedepankan aspek kognitif (UN) dan mengabaikan aspek lainnya. Kadang-kadang kondisi ini membuat guru apatis karena dengan cara praktis saja target kurikulum tidak tercapai, apalagi harus melakukan inovasi.
Namun sebenarnya banyak cara bisa kita coba maksimalkan untuk melakukan inovasi seperti yang telah coba saya lakukan, khususnya untuk materi pembelajaran berkaitan dengan Teorema Pythagoras. Jika selama ini pembuktian Pythagoras lebih banyak menggunakan perhitungan dengan persegi satuan atau model ”gunting – tempel”, saya mencoba mengggunakan media lain yaitu manik-manik (bisa biji-bijian atau apa saja) dan barang-barang bekas yang dibuat siswa seperti pada gambar. Selain itu juga dilakukan simulasi dengan menggunakan software Geogebra yang bisa didownload secara gratis.
Proses pembelajaran yang berlangsung menggunakan pendekatan penemuan terbimbing dengan model campuran kooperatif. Dalam pembelajaran ini selain siswa belajar melalui pemahaman, siswa juga dilatih untuk bekerjasama, toleransi dan keberanian dalam mengemukakan pendapat (presentasi).
Pembelajaran tersebut telah saya angkat dalam PTK (penelitian tindakan kelas) hingga saya mendapat kesempatan di Lomba Keberhasilan Guru (LKG) Tingkat Nasional Tahun 2009 kemarin.
Wah... bu benar-benar inovatif... saya udah coba dikelas dan di sampaikan di MGMP BERMUTU...dapat sambutan positif... selamat bu!!! kapan kita reunian ????
BalasHapusAmiin Pak... ini awal dari usaha untuk mengarah ke sana...
BalasHapusWah bagus dong Pak Iwan malah sudah menularkannya pada teman-teman. Kalau di Solo belum ada kesempatan Pak...
Reunian... mungkin bisa kita rencanakan dengan membuat kegiatan bersama
baik sekali bu saya jadi teringat pelajaran matematika lagi nih,,,
BalasHapusterima kasih bu guru engkau adalah pahlawan,yang sesungguhnya pahlawan
makasih ya bu atas ilmunya...
BalasHapusMbak, agar tetap semangat ngeblog... aku datang membawa oleh-2 award nih. Semoga diterima dg senang hati.
BalasHapushttp://another-reni.blogspot.com/2010/02/rasa-penasaran-dan-template-baru.html
Hebat nih mbak Atik.... Jadi guru emang harus kreatif dan inovatif ya, agar murid-2 dapat belajar dengan selamat.
BalasHapusBu Mulyati...seandainya semua guru seperti ibu:) disela waktu yang padat tetap bisa shering via blog. Ide2nya juga great dan memang inovatif..sukses sll bu guru.
BalasHapus@Hendro: makasih apresiasinya mas.. salam kenal
BalasHapus@Devi: sama-sama ya mbak
@Mbak Reny: makasih apresiasinya mbak Ren and makasih awardnya moga jadi motivasi sy agar bs bg waktu ya..
@Bang Piet: makash juga Bang Piet ini sebabg salah st sarana buat membelajarkan diri aja